24 Agustus 2015

Naik Sepeda

Sore di waktu itu...
Seperti anak-anak lain yang bermain sepedaan diluar rumah, aku pun begitu. Cuma bedanya, aku lagi belajar naik sepeda.
Sepeda punyaku terlalu tinggi untuk anak-anak seusiaku waktu itu. Maklum, sepeda turun temurun dari kakakku.
Sebenernya aku udah bisa naiknya, tapi belum bisa kalo sambil duduk... soalnya kakinya gak nyampe tanah. Tapi hari itu aku ingin ada kemajuan.. aku harus bisa duduk di sepeda!
Genjotan pertama pun kumulai.. kedua.. ketiga... keempat... hap! yeay! sekarang aku duduk di sedel sepeda *plokplokplok*

Tapi....

Ini.... gimana turunnya? '_'


Dengan masih duduk dan roda sepeda yang terus berputar, aku memikirkan bagaimana masa depanku kelak. Apakah aku akan selamanya ada di atas sepeda? Bagaimana kalo aku aku mandi? Ya.. kalau hujan sih bisa.. Bagaimana kalau aku pengen poop? Bagaimana dengan kedua orang tuaku yang kutinggalkan karena aku harus mengayuh sepeda terus? Bagaimana........ Brakkk!

Sepedaku oleng dan masuk ke selokan yang dangkal. Pemikiran liarku selama perjalanan bersepeda 5 meter itupun buyar. Badanku sakit sih.. tapi rasa lega yang tiba-tiba mengalir jauh lebih terasa. Aku bebas! Aku bisa hidup normal tanpa harus hidup di sepeda terus...



Dan kini... masa sekarang, aku menyadari. Ternyata dari kecil aku udah bakat berpikiran alay.
Duh diriku, maafkanlah diriku...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar